Bekerja sebagai freelancer kini menjadi tren bagi mereka yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan dengan skill yang mereka miliki.
Tidak jarang usaha sampingan sebagai freelancer malah bisa mendatangkan keuntungan yang lebih besar. Kalau sudah begini biasanya akan muncul hasrat untuk menjadi freelancer full-time dan mengembangkan usaha sendiri dibanding harus bekerja pada orang lain.
Meski begitu ada banyak hal yang harus dipertimbangkan saat ingin menjadi freelancer full time. Salah satunya adalah masalah manajemen keuangan.
Dengan job yang tidak menentu, sulit untuk menentukan dengan pasti penghasilan bulanan yang bisa didapat. Jika job sedang banyak, penghasilan yang didapat mungkin akan cukup untuk meng-cover pengeluaran hingga beberapa bulan ke depan.
Sebaliknya, saat sepi job, mungkin kita akan tergantung pada dana darurat yang sudah disiapkan sebelumnya.
Karena itulah, freelancer full time harus bisa mengatur keuangannya dengan baik. Dengan begitu kita tidak akan repot saat tidak mendapatkan penghasilan untuk beberapa waktu. Jika kamu masih bingung bagaimana caranya, berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu coba.
Strategi cerdas manajemen keuangan bagi seorang freelancer
1. Menghitung biaya bulanan minimum
Hal pertama yang bisa dilakukan adalah menghitung biaya bulanan minimum yang harus dikeluarkan.
Ini bisa dilakukan denan menghitung semua kebutuhan pokok mulai dari manakan, listrik, paket data, biaya sekolah anak, atau angsuran wajib lainnya. Jika hal ini sudah terpenuhi, kitabisa memperhitungkan pos untuk dana darurat, pos untuk investasi, atau pos-pos pengeluaran lainnya.
Setelah mengetahui biaya bulanan minimum yang harus dikeluarkan, kita bisa melakukan budgeting agar jumlah pengeluaran bulanan tidak lebih besar dibanding jumlah tersebut.
Jika ingin membeli sesuatu di luar biaya bulanan tersebut, kita juga harus bisa mempertimbangkannya agar neraca keuangan kita tetap surplus setiap bulannya.
2. Tetapkan target penghasilan bulanan
Setelah menghitung biaya bulanan minimum, kita bisa menjadikannya sebagai acuan dalam menentukan target penghasilan bulanan kita.
Selain itu, kita juga bisa menjadikannya acuan dalam menentukan apakah kita sudah bisa menjadi freelancer full time atau belum?
JIka kita sudah bisa melampaui target secara konsisten, kamu bisa mulai memikirkan untuk menjadi freelancer full time. Namun jika penghasilan yang didapat dengan bekerja freelance masih belum bisa meng-cover biaya bulanan minimum. Ada baiknya jika kita mempertimbangkan kembali opsi untuk menjadi freelancer full-time.
3. Siapkan dana darurat yang besar
Dana darurat seharusnya dimiilki siapa saja. Namun bagi freelancer, uang darurat bisa menjadi penyelamat di saat genting.
Dibandingkan karyawan biasa, freelancer tidak memiliki penghasilan bulanan yang bisa diandalkan. Saat sedang sepi job, freelancer bahkan bisa saja tidak mendapatkan pemasukan hingga berbulan-bulan lamanya. Dengan penghasilan yang mengandalkan job tersebut, tentu sulit untuk bisa memenuhi biaya bulanan bukan?
Karena itulah setiap freelancer wajib memilki dana darurat. JIka perlu, kita bisa mulai mengumpulkan dana darurat untuk bisa menghidupi kita selama 6-10 bulan ke depan.
Selain berguna sebagai dana talangan saat pemasukan berkurang, dana darurat ini juga bisa menjadi dana penting saat terjadi hal yang tidak diinginkan seperti rusaknya peralatan kerja dan semacamnya.
4. Pisahkan keuangan pribadi dan bisnis
Agar lebih mudah dikontrol, ada baiknya jika uang hasil frelance disimpan secara terpisah di rekening yang berbeda dengan rekening pribadi. Dengan begitu pengelolaan uang hasil freelance tidak akan tercampur dengan uang untuk keperluan pribadi.
Bila diperlukan, kita bisa membuat beberapa rekening sesuai dengan peruntukannya. Sebagai contoh,
- Rekening pengeluaran bulanan – Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
- Rekening tabungan darurat – Untuk keperluan di masa mendatang atau masa darurat
- Rekening freelance – Digunakan untuk menampung uang hasil freelance
- Rekening cadangan – Digunakan untuk menampung uang sisa yang nantinya bisa digunakan untuk beragam hal, termasuk hobi dan lifestyle.
Rekening terpisah ini sendiri tidak mesti berupa tabungan yang berbeda. Kita bisa memanfaatkan dompet digital seperti Gopay atau OVO. Namun agar lebih mudah digunakan untuk transaksi konvensional seperti transfer/tarik uang, dompet digital tersebut harus didaftarkan terlebih dahulu.
5. Lunasi tagihan terlebih dahulu
Saat mendapatkan penghasilan yang lumayan besar, lunasi hal-hal wajib terlebih dahulu seperti hutang dan tagihan lainnya. Bila perlu, kita bisa melunasi tagihan menggunakan uang tesrebut.
Selain memenuhi kewajiban, hal ini juga bisa mengurangi risiko pembengkakan tagihan akibat ketidakmampuan kita dalam membayar tagihan. Selain itu hal ini juga mencegah kita agar kita terhidar dari risiko gagal bayar.
6. Sisihkan sebagian penghasilan untuk investasi
Investasi adalah salah satu cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan yang bisa dilakukan siapa saja, termasuk freelancer. Jika dilakukan dengan tepat, hasil yang didapat bisa membantu kita untuk memiliki dana lebih dibandingkan dengan menabungnya seperti biasa.
Investasi sendiri terdiri dari banyak jenis mulai dari logam mulia, saham, reksa dana, hingga surat obligasi.
Sebelum memulai investasi, pastikan kita sudah terlebih dahulu mempelajari setiap instrumen investasi beserta masing-masing kelebihan dan kekurangannya. Dan agar hasilnya maksimal, kita bisa melakukan diversifikasi dengan menanamkan uang di beberapa instrumen investasi yang berbeda-beda.
7. Pertimbangkan untuk memiliki asuransi
Sebagai seorang freelancer full-time, ada baiknya jika lebih hati-hati dalam melindungi diri kita sendiri, terutama yang berhubungan dengan masalah kesehatan. Jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan, tidak akan ada orang lain yang bisa membantu kita dan menanggung biaya yang harus kita keluarkan.
Selain menjaga kesehatan, kita juga bisa mempertimbangkan untuk membeli proteksi asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Untuk besarannya bisa kita sesuaikan dengan pendapatan kita sebagai freelancer.
Dengan situasi keuangan yang relatif lebih tidak stabil dibanding karyawan, freelancer full time harus lebih cermat dalam mengatur keuangan. Saat job sedang banyak, kita harus menahan diri untuk tidak boros agar kita masih bisa survive saat job berkurang.