Banyak para pemilik bisnis kecil dan pelaku UKM yang masih kesulitan dalam hal mendapatkan sumber modal alternatif untuk mengembangkan usahanya sehingga hambatan ini menjadi masalah serius kedepannya.
Menurut data yang tercatat pada tahun 2014 dari Badan Pusat Statistik, jumlah Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia sekitar 57 juta.
Apabila pertumbuhan UKM Indonesia sudah mencapai 5% tiap tahunnya, maka hal ini tentu menjadi berita baik mengingat sektor UKM adalah tulang sebagai punggung ekonomi negeri ini.
Tetapi kenyataannya sudah banyak sekali UKM yang harus tutup dengan alasan tidak bisa mendapatkan pendanaan yang cukup dan ini sudah menjadi persoalan klasik sejak dahulu.
4 Macam solusi alternatif sebagai sumber modal bisnis UKM
Selama ini faktanya para pelaku UKM selalu menggunakan dana pribadi untuk mempertahankan usaha.
Dan apabila dana tersebut berbenturan dengan kebutuhan pribadi maka resikonya bisnis UKM terhambat dan tutup. Berikut ini beberapa cara untuk mendapatkan sumber modal alternatif bagi UKM.
#1 Meminjam dana di bank
Pilihan pertama dan utama adalah dengan cara mengajukan pinjaman pada bank.
Metode mendapatkan sumber modal ini sudah sangat akrab bagi kalangan pengusaha dan pebisnis mulai jaman dahulu hingga sekarang.
Salah satu kelebihan meminjam dana dari bank adalah besar pinjaman yang biasanya tinggi, sekitar Rp 10 juta ke atas.
Namun bagi sebagian UKM, kelebihan tersebut malah dapat dirasa sebagai kelemahan mengingat karena besarnya pinjaman bank tersebut ternyata justru melebihi kebutuhan.
Sementara untuk kelemahan dari pinjaman bank adalah mengenai persyaratan yang banyak dan proses yang seringkali dianggap rumit.
Tetapi apa salahnya anda mencoba dan jangan ragu mengecek aneka produk pinjaman dari bank.
Terutama karena banyak bank yang masih membuka pinjaman modal untuk UKM. Carilah pinjaman bank yag strukturnya cocok bagi kebutuhan usaha anda.
#2 Kerjasama bagi hasil
Arti dari sistem bagi hasil itu sendiri merupakan model pembiayaan alternatif di mana suatu usaha dimodali pemberi pinjaman (dapat merupakan individu atau kelompok).
Pemodal dan pemilik usaha menyetujui bahwa sebagian dari penghasilan atau keuntungan usaha akan dibagikan kembali ke pemodal.
Salah satu alasan sistem bagi hasil kurang populer di Indonesia adalah karena dirasa kurang menguntungkan. Juga dianggap kurang menguntungkan bagi usaha untuk jangka panjang. Selain itu, bila salah satu pemodal keluar, maka aktivitas bisnis akan terganggu.
Akan tetapi sistem bagi hasil ini dapat menjadi model pendanaan yang efektif bagi anda yang membuka bisnis untuk pertama kali karena ketika usaha anda masih amat kecil dan belum memenuhi syarat untuk mengajukan produk pinjaman keuangan dengan persyaratan yang lebih ketat.
#3 Menjadi reseller dari pemilik produk
Sumber modal ketiga apabila anda bergerak dalam bisnis UKM adalah dengan menjadi reseller.
Pemodal anda adalah berupa produk atau barang dari produsen, agen maupun distributor.
Misalnya, di daerah anda sangat jarang dijual produk herbal. Maka anda dapat memesan produk herbal dengan sistem reseller dari pihak lain dan menjualnya dengan harga lebih tinggi.
Dengan menjadi reseller ini bisa sebagai aktivitas kerja sampingan yang dapat membantu anda mengumpulkan keuntungan sampai menjadi modal.
#4 P2P Lending
Peer-to-Peer Lending atau P2P Lending sekarang menjadi salah satu sumber pinjaman modal usaha alternatif bagi para pelaku UKM.
Sebenarnya, proses pendaftaran P2P Lending mirip dengan sistem aplikasi dana lewat bank, tetapi dana platform P2P Lending tidak dikelola oleh lembaga keuangan atau lembaga non-bank.
Meskipun masih dianggap model pendanaan baru, P2P Lending ini memiliki beberapa keunggulan yang sangat cocok dan sesuai bagi UKM.
Termasuk dalam jenis pinjaman dengan suku bunga yang rendah dan terjangkau kemudian proses aplikasi secara online yang lebih mudah dan cepat.
Proses pencairan dana juga tidak ribet serta cara pengembalian danapun sangat mudah dengan beragam pilihan transaksi keuangan. (centrausaha.com)
