Mengenai Standar Akuntansi Keuangan Terbaru Yang Diterapkan Di Indonesia

BY AUTHOR

Anda tentunya tidak lagi asing dengan istilah akutansi, kan? Bagi kebanyakan orangpun ketika mendengar akutansi pasti berpikir tidak jauh tentang masalah keuangan. Apabila hal tersebut berhubungan, lalu apa sebenarnya akutansi keuangan itu?

Terdapat beberapa definisi mengenai akutansi keuangan yang dituturkan oleh para ahli. Menurut ahli bernama Kieso dan Weygant, akutansi keuangan dipahami sebagai serangkaian proses dengan penyusunan laporan keuangan pada akhirnya.

Tujuan dari pembuatan laporan keuangan ini tentunya ada kaitannya dengan keseluruhan perusahaan tersebut dan laporan itu dapat digunakan baik oleh pihak internal maupun eksternal.

Definisi lain yang disampaikan oleh Niswonger, fess, serta Warrant mengungkapkan bahwa akutansi keuangan ialah sebuah bidang didalam ilmu akutansi yang berkaitan dengan pencatatan dan pelaporan data dari aktivitas ekonomi perusahaan yang nantinya akan menghasikan informasi keuangan yang dimanfaatkan untuk instansi pemerintah, pemilik, ataupun stakeholders lainnya seperti masyarakat ataupun kreditor.

Definisi yang berbeda tentang Akutansi keuangan dapat kita pahami di PSAK (Pernyataan Standar Akutansi Keuangan) bahwa Akutansi Keuangan adalah ilmu akutansi yang mempunyai beberapa tujuan antara lain:

  • Melakukan pelaporan tentang data keuangan yang dapat dimanfaatkan untuk membantu pengakses laporan guna memberikan prediksi terkait potensi suatu perusahaan didalam mendapatkan banyak laba dimasa depan
  • Menyediakan informasi tentang kewajiban, modal, dan juga sumber pendanaan perusahaan yang dapat dipercayai
  • Menyediakan informasi tentang perubahan yang ada pada sumber pendanaan dan juga kewajiban suatu perusahaan
  • Menyediakan informasi yang relevant terkait laporan keuangan yang dapat dimanfaatkan untuk banyak pihak yang memiliki kepentingan

Berdasarkan berbagai definisi yang diungkapkan oleh beberapa ahli, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa akutansi keuangan ialah bagian dari ilmu akutansi yang berfungsi dan  bertujuan untuk melakukan pencatatan, mengumpulkan, serta melaporkan data tentang kegiatan ekonomi perusahaan didalam fungsi laporan keuangan yang secara sah atau valid sehingga dapat digunakan oleh banyak pihak yang memiliki kepentingan seperti perusahaan internal, lembaga pemerintahan, dan juga stakeholder seperti halnya masyarakat.

Standar akutansi keuangan yang ada dan berlaku di Indonesia

Guna terlaksananya akutansi keuangan, terdapat beberapa standart yang wajib dimengerti serta digunakan didalam penyusunan laporan keuangan.

Standart ini merupakan dasar-dasar yang harus ditaati sesuai dengan kebutuhan yang ada pada tiap perusahaan. Paling tidak terdapat 4 standar akutansi yang ada di Indonesia antaralain:

#1 Standar Akutansi Keuangan (SAK)

SAK merupakan kerangka yang dibuat untuk melaporkan keuangan sehingga terjadi keseragaman dalam pelaporan keuangan.

Standar ini umumnya digunakan oleh perushaan dengan akuntabilitas publik atau perusahaan yang diketahui terdaftar ataupun sedang dalam proses pendaftaran pada pasar modal.

IFRS atau International Financial Report Standart telah digunakan sebagai standart untuk akuntansi keuangan yang telah diterapkan sejak tahun 2012 silam.

IFRS ini pun di adopsi sebagai standar dan juga pedoman dikarenakan Indonesia telah tergabung didalam IFAC dan adalah sebuah konsekuensi guna menaati standart tersebut didalam pelaksanaan standart akutansi keuangan di negara kita.

Alasan lainnya digunakannya standar IFRS ialah untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dari badan usaha di Indonesia dalam skala global.

Beberapa nilai plus yang menjadikan IFRS di gunakan sebagai standart akutansi di NKRI adalah daya banding laporan kaeuangannya dapat mengalami kenaikan, informasi yang diberikan memiliki kualitas lebih, hambatan arus modal internasional dapat disisihkan dikarenakan perbedaan dalam ketentuan pelaporan dikurangi, atau bahkan biaya dalam analisis keuangan serta pelaporan keuangan badan usaha multinasional dapat lebih diperkecil.

#2 Standart Akutansi Keuangan Badan Usaha Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP)

SAK-ETAP adalah standart kedua yang diterapkan bagi perusahaan yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang cukup signifikan guna menyusun laporan keuangan. Serupa halnya dengan standart sebelumnya, SAK-ETAP pun juga mengikuti standart IFRS.

SAK-ETAP memiliki pola yang lebih simpel apabila dibandingkan dengan standart yang sebelumnya.

Beberapa penyederhanaan tersebut dapat dilihat dari ketiadaan laporan laba rugi yang komperehensif, tidak terdapat pilihan penggunaan nilai revaluasi, serta tidak terdapat pengakuan liabilitas serta aset pajak tangguhan.

SAK-ETAP dilakukan untuk memberi kesempatan terhadap usaha kecil yang dalam pembuatan laporan keuangan tersebut dapat diaudit dan juga mendapatkan opini audit.

Hal tersebut akan memudahkan mereka dalam memperoleh dana pengembangan usaha.

Ada beberapa nilai plus dari penggunaan SAK-ETAP yaitu dalam pengimplementasiannya makin mudah dan juga simpel, dan kualitas informasinya tetaplah bagus walaupun sederhana, penyusuannya didasarkan oleh IFRS, juga memerlukan professional judgment yang lebih kecil dibandingkan dengan standart sebelum SAK-ETAP.

#3 Standar Akutansi Keuangan Syariah (SAK SYARIAH)

SAK SYARIAH ialah sebuah standar yang keberadaannya tergolong baru di Indonesia. Standar ini merupakan standar khusus yang digunakan oleh perusahaan yang tentunya berbasis syariah.

Standar ini mempunyai kerangka penyusunan dan penjurnalan laporan, penyajian laporan keuangan, serta standart khusus transaksi yang didasarkan oleh konsep syariah seperti halnya mudharabah, murabahah, istisha, ijarah, dan lain sebagainya.

Pernyataan SAK SYARIAH dilandasi oleh PSAK 101 hingga 108 yang isinya tentang:

  • Penyajian laporan keuangan syariah. Hal ini mengatur penyajian serta pengungkapan laporan keuangan dengan tujuan-tujuan yang umum
  • Akuntansi Murabahah yang berfungsi sebagai akad dalam penyediaan barang yang didasarkan dengan prinsip jual beli. Terdapat pula prinsip persaudaraan yang mengandung esensi untuk tolong menolong serta tidak diperkenankan mendapat keuntungan diatas kerugian yang menimpa orang lain
  • Akuntansi salam sebagai akad pembelian hasil produksi untuk pengiriman serta pembayarannya segera sesuai dengan persetujuan yang dtiangguhkan pada awal pemesanan
  • Akuntansi Istishna sebagai akad jual beli yang bentuknya adalah pemesanan pembuatan suatu barang tertentu yang telah distujui berikut teransaksinya
  • Akuntansi Mudharabah ialah sebuah akad kerja sama antara dua belah pihak yang mana salah satu pihak merupakan penyedia dana dan pihak lainnya bertindak sebagai pengelola, yang mana besarnya keuntungan yang didapat adalah berdasarkan kesepakatan bersama
  • Akuntansi Musyarakah ialah sebuah akad kerja sama antara dua belah pihak atau bisa juga lebih untuk usaha tertentu dimana masing-masing pihak akan berkontribusi dalam hal dana dengan ketentuan laba dibagi berdasarkan persetujuan awal tetapi tentang kerugian akan dibagi berdasarkan dengan presentasi banyaknya kontribusi dana
  • Akuntasi Ijarah ialah akad pemindahan hak terhadap suatu barang pada waktu tertentu dengan ketentuan pembayaran sewa yang tidak diikuti pemindahan kepemilikan barang yang telah disewa tersebut.
  • Akuntansi Transaksi Akuntansi Syariah

Simak juga ulasan terkait mengenai Menghitung keuntungan investasi emas di bank syariah serta artikel menarik lainnya tentang perbedaan bank syariah dengan bank umum (konvensional).

#4 Standart Akuntansi Pemerintahan (SAP)

Yang mana ditetapkan sebagai peraturan pemerintahan dan khusus untuk entitas pemerintahan saat menyusun laporan keuangan baik laporan tersebut adalah laporan keuangan pusat ataupun keuangan daerah.

Beberapa tingkatan penyusunan SAP yang didasarkan oleh PP Nomor 24 pada tahun 2005 tertanggal 13 Juni tahun 2005 tentang PP SAP (Peraturan Pemerintah Standar Akuntansi Pemerintahan) adalah:

  • Identifikasi topik
  • Pembentukan Kelompok kerja
  • Riset Terbatas
  • Penulisan Draf SAP
  • Pembahasan Draf SAP
  • Pengambilan keputusan draf yang akan dipublikasi
  • Peluncuran darf publikasian SAP/ exposure draft
  • Mendengar pendapat terbatas serta dengar pendapat publikk (limited hearing and public hearing)
  • Pembahasan tanggapan dan juga pendapat pada draf publikasian
  • Finalisasi standar

Itulah informasi tentang standar akuntansi keuangan yang ada pada di Indonesia. Semoga informasi ini dapat memberikan pemahaman terhadap anda tentang standar akuntansi Indonesia. Semoga memberikan manfaat.

Aris Wahyu Ekarini
Berperan sebagai penulis freelance dengan topik seputar dunia bisnis dan keuangan pada beberapa media online. Menerima jasa penulisan artikel berbahasa Indonesia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

POST TERBARU