Pricing strategy, atau strategi penetapan harga adalah hal yang lumrah dilakukan oleh para pelaku bisnis agar produknya cepat laku dipasaran.
Salah satu hal yang menarik perlu diamati adalah penetapan harga produk menggunakan strategi psikologis pembelinya. Bagaimana hal tersebut terjadi dan bagaimanakah cara kerjanya? berikut akan diulas tentang Psychology Pricing Strategy!
Psychology Pricing Strategy adalah suatu strategi yang digunakan untuk menentukan harga suatu produk yang dibuat seolah harga tersebut harga yang menarik dan “worth” sehingga membuat pelanggan akhirnya melakukan pembelian atau “deals”.
Maka jelas bahwa tujuan dari Psychology Pricing Strategy ini adalah menarik pembeli atau pelanggan dari sisi emosionalnya. Setidaknya terdapat lima jenis Psychology Pricing Strategy yang ditulis oleh Entrepeneur.com yaitu:
#1 Charm Pricing
Charm Pricing atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai harga yang membuat pembeli merasa nyaman atau murah dengan cara mengurangi satu digit angka di harga yang tertera.
Charm Pricing biasanya ditandai dengan harga yang memiliki akhiran angka 9, 99, dan lain sebagainya sebagai angka yang tidak bulat. Sekarang mari kita membuat contoh atau permisalan.
Apabila anda melihat suatu baju dengan harga 2.000.000 dengan harga baju seharga 1.999.000, maka anda tentu akan memilih yang kedua, kan?
Anda merasa angka tersebut memiliki nominal angka yang jauh lebih murah dibandingkan harga pertama karena otak anda akan menyimpulkan harga 1.999.000 sebagai hanya 1 juta. Inilah yang disebut Charm Pricing.
#2 Prestige Pricing
Strategi psikologi yang selanjutnya adalah prestige pricing. Prestige yang dalam bahasa Indonesia artinya adalah prestis, atau gengsi.
Cara menciptakan prestige pricing adalah membulatkan angka nominal yang dibelakang harga agar menjadi angka yang bulat.
Memang prestige pricing berkebalikan sekali dengan charm pricing, karena tujuan dari prestige pricing ini adalah untuk membuat kesan bahwa barang ini memang benar-benar berkualitas.
Hal inilah yang kemudian menyebabkan calon pembeli melakukan deals karena yakin bahwa barang yang diinginkannya memang benar-benar bagus. Misalnya, harga barang yang semula 99.999 digenapkan menjadi 1.000.000.
#3 Buy One, Get One Free
Siapa sih yang tidak tergoda dengan sale yang bertuliskan beli satu gratis satu?
Tentu banyak orang-orang yang akhirnya membeli suatu barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan karena diskon yang ada ini. Ini merupakan taktik psikologi agar pembeli terfokus kepada barang gratis yang diberikan.
Beli satu gratis satu ini umumnya dilakukan ketika ada event atau promo suatu toko atau produk dengan cara kita membayar full satu item untuk mendapatkan barang gratis yang ditawarkan.
Untuk hal yang satu ini, sebaiknya anda perlu mengetahui harga aslinya terlebih dahulu apakah benar-benar promo ataukah sebaliknya. Juga, sebaiknya anda menanyakan kembali pada diri anda apakah anda benar-benar butuh barang tersebut ataukah tidak.
#4 Comparative Pricing
Sesuai dengan namanya, comparative pricing yakni meletakkan harga disamping harga utama dengan harga yang lebih mahal untuk menciptakan perasaan seolah-oleh harga standar yang ada lebih murah dan lebih “worth” untuk dibeli.
Ini sering kali kita temui dimana-mana. Contohnya, harga makanan di fast food akan lebih murah apabila kita membeli paket dibandingkan dengan satuan.
Atau harga menu single lebih mahal apabila dibandingkan dengan harga menu double. Inilah strategi psikologis harga komperatif itu.
Baca juga ulasan mengenai strategi pemasaran memenangkan persaingan serta artikel terkait tentang pentingnya sosial media untuk bisnis.
#5 Visually Highlight
Jenis psychology pricing yang terakhir adalah Visual highlight yang mana artinya menonjolkan baik jenis huruf, warna, serta tampilan pada harga baru disamping harga lama.
Ini akan menyebabkan pelanggan terfokus kepada harga baru tanpa perlu mengecek harga yang lama meskipun misalnya harga lamanya tidak sesuai atau sama saja.
Anda tentu sering kan, langsung tergoda oleh suatu produk belanja ketika melihat harganya yang lama dicoret atau diletakkan kecil dibawah sedangkan terdapat harga baru yang lebih “eye catching”? inilah yang disebut dengan visually highlight sebagai teknik penentuan harga menggunakan strategi psikologis.
Itulah pembahasan singkat tentang salah satu teknik marketing dalam penetapan harga yang mana khususnya menggunakan strategi psikologis untuk menarik sisi emosional pelanggan.
Dengan mengetahui ini, maka anda bisa lebih bijak lagi ketika akan membeli sesuatu. Aturannya adalah, anda sebaiknya membeli sesuatu karena sesuai dengan kebutuhan, bukan tergoda dengan harga yang tertera. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!