Belum lama ini, di sebuah radio anak muda di Jakarta, kedua anouncer nya mengangkat topik tentang “Apakah anak muda ketika ke mall atau berbelanja, lebih senang membawa uang (cardless) atau lebih senang bawa kartu (cashless)?” Ternyata, mayoritas anak muda lebih senang dengan membawa kartu (cashless).
Topik ini senang kami angkat, karena memang ini mejadi kebiasaan masyarakat jaman sekarang. Terlebih lagi dengan semakin banyaknya pihak perbankan yang mengeluarkan kartu kredit dan kartu debit juga e-money.
Pertanyaannya adalah, apakah kekurangan dan kelebihan cashless dan cardless? Kita coba bahas satu persatu.
Cashless
Memang kelebihan kartu-kartu ini jadi mempermudah kita dalam berbelanja. Tapi, perlu diingat, karena mudah berbelanja, maka peluang untuk boros terbuka lebar.
Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Biasakan untuk meminta struk belanja dan simpan struk tersebut. Pertama, ini akan mempermudah kita mengontrol ke mana saja lari uang kita.
Kedua, ini akan mempermudah kita membuat anggaran belanja kita. Jadi dikemudian hari kita mau beli produk yang sama, kita sudah punya acuan harga, sehingga saat kita berbelanja di tempat lain, kita biisa membandingkan mana yang lebih murah.
Cardless
Sekarang kita bahas buat mereka yang lebih senang bawa uang tunai. Salah satu alasan kenapa ada yang senang cardless adalah karena mereka merasa saat berbelanja mereka harus mengeluarkan dana tunai yang mungkin tidak sedikit, sehingga mereka merasa itu bisa menjadi alarm tersendiri buat mereka ketika berbelanja sehingga mereka bisa me-ngerem.
Misal, ketika belanja sebesar Rp 1.000.000,- dan mereka harus mengeluarkan uang sebesar itu, mereka akan lebih berhati-hati saat belanja dikemudian hari.
Juga mereka merasa tidak perlu cari-cari atm jika di tempat belanja tidak ada atm atau tidak ada mesin edc. Sehingga dengan bawa uang tunai, mereka merasa tidak bergantung ketika berbelanja.
Tapi, bukan berarti cardless tidak ada kekurangannya. Selain membuka peluang kriminal, ini tidak menutup kemungkinan untuk boros juga, walau awalnya merasa berat mengeluarkan dana besar.
Kecenderungan kita adalah permisif terhadap diri sendiri. Misal, saat ini kita belanja 1juta, kita merasa berat, lalu setelah kita lihat kembali barang yang sudah kita bayar, pertama ada perasaan puas karena bisa beli dengan harga tersebut, dan dikemudian hari biasanya kita sudah tidak merasa berat lagi belanja hingga 1juta.
Kita akan mulai merasa berat kalau sudah keluar dana 1.5 juta atau mungkin 2 juta. Yang akhirnya, tetap jadi boros bukan?
Memang cashless ataupun cardless adalah pilihan kita masing-masing. Dan, dengan membaca artikel ini, semoga bisa lebih mudah menentukan, apakah kita mau cardless atau cashless.
Selain itu, kami juga senang menganjurkan untuk bersikap wajar, tidak ekstrim, artinya tidak perlu sama sekali cashless juga tidak perlu sama sekali cardless.
Kita bisa kombinasikan keduanya, bawa kartu kredit dan kartu debit beberapa, juga bawa uang tunai secukupnya. Sehingga, kita tidak bergantung sama mesin, dan tidak kuatir dengan kriminal.