Apa pengertian wirausaha dan wiraswasta beserta perbedaan antara keduanya? Seiring dengan perubahan tingkah laku orang dalam belanja ternyata berdampak kepada marketing produk dan jasa.
Berbeda dengan masa lampau, kini sang pemilik bisnis tidak lagi menjadikan lokasi fisik sebagai andalan untuk menjual produk/jasa yang ditawarkannya.
Kini mereka banyak yang memindahkannya ke media sosial ataupun ke e-commerece, sebuah pasar online. Apa perubahan teknik pemasaran ini memberikan perbedaan dalam berwirausaha serta berwiraswasta?
Pada akhir tahun sekitar 1970, istilah dari “wiraswasta” dideskripsikan berdasarkan paham neoklasik. Definisi seorang wiraswasta adalah:
- Orang yang mampu bersikap, berpikir, serta bertindak berdasarkan kemampuan serta keberanian untuk mengadakan pekerjaan sendiri, mencari uang sendiri, serta bekerja dengan sikap yang mandiri.
- Orang yang mempunyai dorongan untuk membuat sesuatu yang berbeda dengan yang lain, dengan cara mempergunakan waktu dan kegiatan, yang diikuti oleh modal serta kemungkinan gagal, juga penerimaan balas jasa dan kepuasan serta kewenangan yang bebas atas bisnisnya tersebut.
Sedangkan pembahasan arti dari wirausaha sendiri baru ada ketika perkembangan teori ekonomi modern. Seorang pengusaha dapat dikategorikan sebagai “wirausaha” apabila mereka:
- Menciptakan sebuah kreasi serta inovasi
- Mempunyai visi berjangka panjang
- Dapat menguasai keahlian dalam produksi, pemasaran, penyediaan modal, serta pengawasan.
Perkembangan tren penggunaan istilah wirausaha dan wiraswata
Setelah adanya istilah “wirausaha”, kemudian muncul pengertian-pengertian lanjutan tentang kewirausahaan. Mungkin untuk generasi milenial, istilah yang lebih familiar untuk didengar adalah “entrepreneurship”. Istilah ini memang memiliki hubungan secara langsung dengan perdagangan bebas yang berlaku secara universal.
Pentingnya kesamaan pengertian disetiap negara, pada faktanya membuat istilah “wiraswasta” tidak merujuk pada istilah entrepreunership.
Bersamaan dengan fakta tersebut, ternyata di Indonesia pun juga cenderung bungkam dari pengertian lanjutan tentang wiraswasta. Meskipun demikan, bukan berarti wiraswastawan telah hilang.
Kenyataannya, keberadaan wiraswasta masih tergolong mudah untuk anda temui di sekitar anda. Bagi anda yang mungkin bertanya pada mereka yang lahir di Era baby boomers serta X generation, maka mereka akan dengan mudah menyebut satu contoh seorang wiraswastawan yang diketahuinya.
Dan kedua era tersebut kebetulan terjadi amat jauh sebelum masuk serta berkembangnya internet di negara kita.
Simak juga ulasan menarik tentang cara melatih diri berpikir kreatif dalam wirausaha serta artikel terkait mengenai 7 hal penting agar tidak gagal dalam berwirausaha.
Serupa tapi tak sama
Yang menyebabkan baby boomers generation serta X generation yang lebih mengenal istilah wiraswasta adalah tidak terlepas dari kebiasaan serta tren yang ramai di dua era tersebut.
Mengingat sekarang tren “entrepreneurship” sedang hangat diperbincangkan, maka menjadi wajar bahwa pembahasan terkait wiraswasta menjadi amat jarang.
Ditambah dengan fakta bahwa X generation turut menyesuaikan diri untuk ikut tren yang ada pada millennials generation. Maka tidak lagi mengherankan bahwa KBBI V yang diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan bahasa masih menganggap sama antara definisi wirausaha dan wiraswasta.
Dengan memperhatikan tahap perkembangan serta penggunaannya, maka perbedaan antara wirausaha serta wiraswasta dapat dikenali, yaitu antara lain sebagai berikut:
#1 Fokus usaha
Apabila ditinjau dari sikap mental serta aspek kemandirian, wirausaha dan wiraswasta memanglah mirip. Tetapi, fokus usaha dari wiraswastawan adalah sekadar paruh waktu.
Sementara fokus dari usaha seorang wirausahawan mencakup keseluruhan waktu dalam hidupnya. Sebagai contoh, seorang pegawai kantor yang memiliki usaha binatu.
Dengan begitu, ia dapat disebut sebagai wiraswasta dikarenakan fokus dari usahanya bukan hanya binatu tetapi juga mendapat gaji dari kantor tempatnya bekerja.
Usaha binatu yang dilakukannya adalah paruh waktu. Apabila dia tidak terikat oleh perjanjian dan kontrak dan fokusnya secara keseluruhan waktunya, maka orang tersebut dapat dimasukan dalam kategori sebagai seorang wirausahawan.
#2 Kepemilikan aset
Aset yang disebutkan diatas adalah kepemilikan modal dana serta perannya dalam pengambilan keputusan didalam operasional usaha.
Seorang yang punya aset sendiri dapat dikategorikan sebagai wiraswastawan. Sedangkan seorang dikatakan wirausahawan apabila ia terlibat secara relatif pada kegiatan operasional saja.
Di perkembangan jaman sekarang, wirausahawan yang memiliki bisnis travel biasanya berbagi pengambilan keputusan dengan pemilik saham lainnya.
Dengan ini wirausahawan semacam ini tidak bertanggung jawab secara penuh dengan mekanisme pembayaran upah para pekerja.
#3 Lingkup bisnis
Pada poin ketiga terkait lingkup bisnis, seorang pelaku usaha memiliki kemungkinan besar terlibat usaha lebih dari satu bidang.
Sebagai contoh, sorang wirausahawan agen tour yang juga menawarkan jasa untuk mencetak foto serta jasa penginapan pada suatu tujuan wisata.
Model semacam ini tidak dimiliki mereka yang dikategorikan sebagai wiraswasta, selama para wiraswasta tersbeut tidak mengaplikasikan pengetahuan bisnisnya di jenis usaha yang lainnya.
#4 Rencana inovasi serta pengembangan
Apabila suatu lingkup bisnis mengacu pada jenis usaha yang lainnya, maka rencana inovasi serta pengembangan bisnis memang ditujukan untuk usaha yang telah berjalan.
Sebagian besar para wirausahawan sudah memiliki pemahaman yang kokoh untuk selalu mengupdate pendekatan bisnis yang sesuai dengan pendekatan teknologi terbaru.
Ini tentu saja berbeda dan bertolak belakang dengan para wiraswastawan yang cenderung lebih tradisionalis serta mudah cukup untuk merasa puas dengan target jangka pendek mereka.
Itulah pembahasan tentang perbedaan antara wirausaha serta wiraswasta, yang mana mungkin akan membantu anda dalam merencanakan serta mempersiapkan kesuksesan dan keberhasilan bisnis anda secara kontinyu.