Kita pasti telah mengetahui bersama bahwa masalah yang terdapat pada ekonomi yakni terbatasnya sumberdaya sebagai pemuas kebutuhan. Untuk menjawab hal tersebut, ilmu ekonomi mempelajari yang disebut sebagai alokasi sumber daya yang bertujuan agar sumberdaya yang terbatas tadi dapat efisien.
Dalam penyediaan barang publik, pemerintah dituntut untuk menyediakan secara efisien sehingga mencapai pareto optimal.
Suatu pemerintah dikatakan berhasil apabila ia dapat mencapai kesejahteraan. Dalam ukuran kegiatan pemerintah, dapat dilihat dari seberapa besarnya pengeluaran publik relatif terhadap total perekonomian.
Pemerintah dalam pengadaan ekonomi meningkatkan pendapatannya dalam rangka untuk membayar seluruh pengeluarannya lewat beberapa macam jenis pajak dan jika terjadi suatu defisit maka defisit yang terjadi akan di”tutupi” atau dibiayai melalui pinjaman.
Dalam rangka pengadaan kegiatan perekonomian, pemerintah memiliki peran perekonomian modern antara lain peran alokasi, peran distribusi, serta peran stabilitasi. Kegagalan yang diderita pemerintah itu disebabkan beberapa faktor yang kemudian menyebabkan peningkatan kesejahteraan masyarakat menuju kondisi pareto optimal tidak tercapai.
Efisiensi Pasar
Terdapat dua prinsip didalam teori fundamental dari ekonomi kesejahteraan antara lain adalah sebagai berikut:
- #Teori Pertama, ekonomi merupakan persaingan dan juga memuaskan yang disebut sebagai efisien pareto
- #Teori kedua, yakni mengimplikasikan bahwa setiap alokasi efisiensi pareto bisa dicapai oleh pasar yang desentralisasi efisiensi menurut perspektif pasar tunggal, yang terjadi apabila marginal benefit sama dengan marginal cost.
Jadi maksud dari teori kedua ini, pemerintah dalam menyediakan barang publik seharusnya memang tidak mencari untung.
Terlihat dari marginal benefit yang berhimpitan atau sama persis dengan marginal cost. Meskipun demikian, keuntungan yang didapat pemerintah yakni terserapnya tenaga kerja untuk pengadaan sektor publik tersebut.
Contoh yang paling nyata yakni di China hampir semuanya diproduksi sendiri oleh negara, dan pemerintah China tidak memungut keuntungan dalam hal tersebut.
Tetapi kemudian keuntungan yang didapat adalah terserapnya tenaga kerja di China dan otomatis roda perekonomian akan bergerak melalui konsumsi yang dilakukan pekerja tadi. Juga, uang yang disimpan oleh pekerja merupakan investasi yang juga artinya semakin menggerakkan roda perekonomian.
Istilah Pareto Efisiensi, atau juga disebut sebagai Optimalitas Pareto, merupakan konsep yang dicetuskan oleh Vilfredo Pareto pada tahun 1848 hingga 1923 yang merupakan seorang ahli ekonomi yang berasal dari Italia yang menggunakan konsep didalam studi tentang efisiensi ekonomi dan distribusi pendapatan.
Simak juga ulasan menarik lainnya tentang Kriteria atau Karakteristik Usaha Besar Dalam Ekonomi Menurut Para Ahli serta info terkait mengenai Tips Ampuh Untuk Mengasah Naluri Bisnis Bagi Seorang Pemula.
Kondisi dasar dari efisiensi pareto antara lain adalah sebagai berikut:
#1 Efisiensi dalam pertukaran
Dalam efisiensi ini, maka tidak ada seorang individu-pun dapat memperoleh suatu kesejahteraan tanpa mengurangi kesejahteraan individu lainnya.
Sebagai contoh, A menjual sepeda motornya kepada B seharga 12.000.000 untuk ditukarkannya dengan kulkas seharga 13.000.000. Dengan begitu, Kesejahteraan dari A berkurang. Maka disini terdapat kegagalan dalam efisiensi pertukaran.
#2 Efisiensi dalam produksi
Yakni apabila suatu masyarakat dalam melakukan alokasi sumber-sumber produksi apabila tidak terdapat barang yang dapat diproduksi tanpa keharusan untuk mengurangi produksi pada barang yang lainnya.
#3 Efisiensi keseluruhan
Yakni baik pada produksinya maupun dalam pertukarannya, tidak seorangpun yang dapat ditingkatkan kesejahteraannya dengan membuat kesejahteraan yang lain menjadi berkurang.
Efisiensi Pareto sendiri akan terjadi apabila alokasi dari kekayaan tersebut tidak membuat orang lain sejahtera dan orang yang lainnya merasa dirugikan. Misalnya, suatu lahan yang dimiliki oleh petani, digarap oleh petani penggarap.
Petani pemilik lahan memanglah yang menyediakan semua yang berkaitan dengan alat dan bahan produksi. Tetapi, tanpa adanya petani penggarap maka mustahil lahan tersebut dapat menghasilkan barang.
Dengan demikian, hasil dari penjualan yang didapatkan oleh petani pemilik tersebut haruslah dibagikan pula kepada petani penggarap agar keduanya sama-sama memperoleh keuntungan. Atau, dengan kata lain, dua-duanya merasa sejahtera tanpa harus salah satu merasa dirugikan.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa dalam Pareto Efficiency terdapat tiga aspek yakni:
- Efisiensi dalam pertukaran
- Efisiensi dalam produksi
- Efisiensi dalam keseluruhan, baik produksi maupun pertukaran.
Faktor-faktor penyebab kegagalan pasar antara lain adalah sebagai berikut:
- Terdapat common goods
- Adanya kegagalan dalam persaingan seperti pada teori fundamental pertama. Bahwa memang dalam pasar harus terdapat persaingan.
- Eksternalitas
- Kurangnya informasi
Itulah sedikit penjelasan tentang teori efisiensi pareto dalam perekonomian sektor publik semoga dengan adanya artikel ini menambah wawasan anda dalam melihat pemerintah mengadakan perekonomian negara untuk mencapai efisiensi pareto sehingga masyarakat mencapai kesejahteraan.