Diversifikasi Investasi amat direkomendasikan untuk para investor yang bertujuan utuk meminimalkan resiko. Mengapa bisa demikian? berikut akan dijelaskan alasannya!
Ada baiknya anda tidak meletakkan semua telur yang anda miliki disatu keranjang saja. Ungkapan tersebut dapat diterapkan hampir pada seluruh hal pada kehidupan ini.
Saat berinvestasi, anda baiknya juga menuruti ungkapan tersebut untuk mitigasi atau dengan kata lain mengurangi resiko yang berpotensi terjadi pada masa mendatang.
Dengan meletakkan investasi anda pada beragam jenis produk investasi inilah yang disebut dengan diversifikasi investasi.
Pendeknya, anda sebagai investor haruslah menyimpan dana investasi anda pada berbagai macam jenis produk investasi.
Ada banyak jenis produk investasi yang dapat anda gunakan seperti investasi saham, properti, obligasi, atau bahkan fintech peer to peer lending.
Maka, apabila kemungkinan buruk terjadi anda masih memiliki cadangan di jenis investasi lainnya yang lebih stabil seperti deposito dan atau obligasi.
Lalu timbul pertanyaan, Mengapa diversifikasi itu dibutuhkan?
Yang perlu anda ketahui adalah semua jenis produk investasi memiliki resiko yang tidak dapat diprediksikan secara pasti.
Dengan adanya diversifikasi, akan amat berguna untuk aset anda agar tetap aman dan tidak lenyap apabila ternyata satu sektor jenis investasi mengalami kemerosotan.
Untuk siapapun yang tergolong baru dalam dunia investasi amat disarankan untuk menerapkan cara diversifikasi ini, tanpa memandang besaran aset yang dimiliki.
Tetapi, anda juga harus hati-hati untuk tidak overdiversifikasi atau melakukan diversifikasi secara berlebihan.
Overdiversifikasi akan terjadi saat investor menaruh dananya secara masive pada beraneka ragam jenis produk investasi, seperti sepuluh hingga limabelas jenis intrumen investasi.
Memang, dengan overdiversifikasi anda akan memiliki banyak sekali cadangan, tetapi ini akan membuat anda repot karena kekurangan kemampuan mengontrol dengan teliti dan seksama terhadap satu per satu jenis produk investasi tersbut.
Faktanya investasi juga memiliki hubungan yang erat dengan kemampuan memanage, tak terkecuali juga pembagian waktu.
Lalu bagaimanakah agar diversifikasi investasi dapat diatur dengan sebaik mungkin?
Sesungguhnya, diversifikasi bukanlah sesederhana pekara menyebar dana anda pada berbagai alat investasi, tetapi anda diminta untuk memahami setiap karakter pada masing-masing produk investasi baik kekurangan maupun kelebihannya.
Pada umumnya, investasi yang mempunyai nilai hasil yang besar diikuti dengan resiko yang besar pula.
Maka dari itu, cara melakukan diversifikasi dengan baik dan benar adalah membagi aset anda pada produk-produk investasi yang bernilai tinggi, sedang, serta rendah yang dibagikan secara merata.
Investasi anda akan kurang efektif apabila seluruh dana atau aset anda diinvestasikan pada dua perusahaan tambang, karena yang terjadi ketika pasaran logam sedang merosot, anda akan mengalami dobel kerugian.
Maka demi mencapai hasil yang maksimal, anda perlu mengalokasikan dana tersebut pada perusahaan yang levelnya menengah seperti investasi pada industri rumahan.
Diversifikasi investasi ala Warren Buffet
Warren Buffet, seorang miliader yang memiliki jumlah kekayaan yang luar biasa, kenyataannya memang hanya mengandalkan investasi pada satu produk saja guna menyimpan seluruh asetnya, yakni berbentuk saham.
Bagi Buffet, saham adalah jenis produk investasi yang dapat menjadikan kekayaannya naik lebih cepat, walaupun resiko yang dimiliki juga cukup tinggi.
Tetapi meskipun begitu, bukan berarti Buffet anti dengan hal diversifikasi pada investasi. Walaupun filantropis asal Amerika ini menginvestasikan seluruh asetnya pada saham, kenyataannya ia menginvestasikan sahamnya pada banyak perusahaan.
Meskipun begitu, anda pun harus tetap membekali diri anda dengan pengetahuan yang mumpuni apabila anda memang memiliki niat untuk melakukan diversifikasi investasi, setidaknya dengan tahu betul akan karakteristik masing-masing produk investasi tersebut.
Karakteristik produk investasi antara lain adalah sebagai berikut:
#1 Properti
Harga properti baik rumah, tanah, bangunan, dan gedung di Indonesia memiliki kecenderungan untuk naik setiap tahunnya. Lebih-lebih apabila terletak dilokasi yang strategis.
Tentu saja hal ini memberikan anda keuntungan apabila anda memiliki modal yang cukup untuk diinvestasikan pada bidang properti ini. Baca juga kesalahan umum penyebab gagal dalam bisnis properti.
#2 Saham
Apabila dibandingkan dengan instrumen investasi yang lainnya, maka saham memiliki kecenderungan mampu memberi keuntungan atau imbalan untuk investor dengan angka yang cukup tinggi.
Tetapi meskipun demikian tetap ada resiko yang dibebankan, yaitu kerugian apabila nilai saham sedang anjlok.
Instrumen investasi ini akan tepat bagi anda yang telah berpengetahuan mendalam terkait saham, juga termasuk dengan analisis pergerakan harga saham. Selengkapnya simak tentang cara mulai belajar investasi saham dengan modal Rp 3000 saja.
#3 Reksadana
Reksadana memungkinkan anda untuk menginvestasikan uang anda dengan jumlah yang tidak terlalu besar. Kedepannya, dana yang telah anda berikan akan dikelola dengan profesional oleh Manager Investasi.
Maka untuk anda yang ingin menabung tanpa mengalami kerepotan, mungkin anda perlu melirik dan memanfaatkan platform fintech yang telah berkredibilitas untuk media anda melakukan investasi reksadana dengan modal kecil.