P2P lending (peer-to-peer lending) jadi salah satu bentuk investasi yang bisa dilakukan siapa saja. Caranya yang mudah serta risikonya yang kecil menjadi alasan kenapa P2P lending cocok untuk pemula.
Tidak hanya itu, masih ada beberapa kelebihan P2P lending dibanding jenis investasi lainnya yang patut jadi pertimbangan siapa saja yang ingin mulai menginvestasikan uangnya.
Kelebihan P2P Lending dibanding investasi lainnya
1. Tidak Butuh Pengetahuan Khusus
Dibanding jenis investasi lain seperti saham atau reksadana, tidak butuh pengetahuan khusus untuk bisa ikutan P2P lending.
Meski nama dan istilah yang dipakai sedikit menyeramkan, konsep yang digunakan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pinjam meminjam biasa. Pemberi pinjaman nantinya akan mendapatkan imbal hasil yang setimpal dengan modal yang mereka tanamkan.
Secara umum, selama menggunakan aplikasi P2P lending terbaik saja sebenarnya pemodal sudah cukup terlindungi karena proyek yang ada sudah disaring terlebih dahulu agar untung dan risikonya diketahui.
Kebanyakan platform bahkan sudah memberikan grade pada masing-masing proyek agar pemberi modal dapat memilih sendiri proyek yang mau mereka danai.
Dengan kemudahan seperti ini, pemilik modal bahkan bisa langsung ikut meminjamkan uang tanpa perlu proses belajar yang rumit terlebih dahulu.
2. Risiko Rendah
Sama seperti investasi emas, P2P lending juga termasuk investasi dengan risiko rendah selama kita bisa memilih platform P2P lending yang terpercaya.
Untuk mendapatkannya, pilih aplikasi P2P lending yang sudah terdaftar di Otoritas jasa Keuangan (OJK). Selain itu kita juga bisa melihat nilai TKB90 yang umumnya dicantumkan pada website P2P lending. Semakin tinggi nilai TKB90, artinya semakin kecil pula risiko kerugian pemilik modal.
3. Keuntungan yang Relatif Besar
Investasi yang risikonya rendah umumnya identik dengan nilai profit yang kecil pula. Meski begitu P2P lending memiliki keuntungan yang lebih besar dibanding kebanyakan investasi low risk lainnya.
Sebagai contoh, desposito umumnya hanya memberikan bunga antara 4-5% tergantung kebijakan masing-masing bank. Sedangkan investasi emas sendiri akan bergantung pada inflasi meski umumnya bisa mencapai di atas 10% per tahunnya.
Untuk P2P lending sendiri akan berbeda-beda tergantung proyek yang dipilih. Semakin tinggi risikonya, semakin besar pula keuntungan yang bisa diperoleh. Pada beberapa proyek keuntungannya bahkan bisa di atas 20%.
4. Proses Diversifikasi yang Mudah
Salah satu tips investasi P2P lending adalah diversifikasi, yang artinya kita tidak boleh meletakan semua dana pada satu peminjam saja. Dengan begitu pemilik modal bisa menekan angka kerugian akibat salah satu proyek yang gagal bayar.
Agar cara ini lebih efektif, kita bisa melakukan diversifikasi tingkat risiko. Sebagai contoh, sebagian dana bisa dialihkan ke proyek dengan grade A yang relatif lebih aman, sementara sebagian dana lain dilimpahkan ke proyek dengan grade C/D yang lebih berisiko namun mendatangkan untung yang jauh lebih besar.
5. Bisa jadi Passive Income
Pada jenis investasi lainnya, keuntungan yang didapat umumnya bersifat spekulan yang tidak diketahui pasti nilainya di masa depan.
Sebagai contoh, kenaikan harga saham, emas, atau bahkan properti dipengaruhi banyak hal sehingga tidak ada yang bisa memastikan berapa nilai pasti investasi tersebut di tahun berikutnya.
Hal ini berbeda dengan deposito, obligasi, atau P2P lending yang nilanya sudah disepakati di awal. Dengan begitu pemodal bisa mengatur keuangannya dengan lebih cermat karena besarnya keuntungan yang didapat sudah pasti.
Tidak hanya itu, keuntungan dari P2P lending juga dibayarkan setiap bulan sehingga pemodal tidak perlu menunggu lama untuk bisa menikmati hasilnya.
Dibandingkan jenis investasi lainnya, ada banyak kelebihan P2P lending yang membuatnya cocok jadi investasi untuk pemula. Tidak hanya mudah, modal awal yang dibutuhkan pun sangat kecil. Mulai dari Rp100.000 saja siapapun bisa mulai ikutan P2P lending untuk mendapatkan passive income.